INSTAGRAM : bayusatria_inst
Lagu-lagu
ciptaan Peterpan atau yang sekarang telah berganti nama menjadi Noah memiliki
ciri khas tersendiri, terutama dari segi pemilihan kata yang digunakan dalam
lirik-lirik lagunya. Lirik yang dibuat dapat mengandung makna ganda dan dapat
diinterpretasikan menjadi arti yang berbeda oleh tiap pendengarnya.
Di
balik puitisnya lirik-lirik lagu yang diciptakan Ariel, terdapat satu sosok
yang menginspirasinya, yaitu Kahlil Gibran. Butuh waktu yang lama untuk bisa
memahami maksud dari setiap bait lirik lagu Ariel. Bahkan ada yang bilang
liriknya tidak masuk akal, dan jika dilihat sepintas tidak ada alur yang
membuat bait yang satu dengan bait yang lainnya berhubungan. Akan tetapi hal
inilah yang membuat lagu-lagu ciptaan Ariel menjadi sangat fenomenal dan tidak
pasaran seperti lagu-lagu yang lain. Lagu pertama yang diciptakan Ariel dengan
pengaruh Kahlil Gibran adalah Mimpi yang Sempurna.
Salah
satu lagu Peterpan, Bintang di Surga, memiliki alur lagu yang cukup kompleks
dengan bahasa yang terlihat acak antarbaitnya, sehingga membutuhkan pendalaman
untuk mengetahui isi atau pesan yang ingin disampaikan lewat lagu ini.
Berikut
analisis lagu Bintang di Surga :
BAIT 1
Masih
ku merasa angkuh
Terbangkan
anganku jauh
Langit
‘kan menangkapku
Walau
‘kan terjatuh
Arti :
Seseorang
yang terkesan acuh dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, bahkan cenderung
menghindari realita yang ada, tercermin dalam pemilihan kata ‘angkuh’. Karena
sikap menarik diri dari lingkungan inilah mimpi beserta angannya tak tercapai.
Ia berharap seseorang dapat menopangnya, menjadi tempatnya menggantungkan
harapan namun tak terjadi, jadi dipilihlah kata ‘langit’, karena meskipun ada
ungkapan “Gantungkan mimpimu setinggi langit”, langit tetaplah diam, tak akan
peduli meskipun ada.
BAIT 2
Dan
bila semua tercipta
Hanya
untukku merasakan
Semua
yang tercipta
Hampa
hidup terasa
Arti :
Bait
ini adalah bagian dimana seseorang itu menceritakan kisah hidupnya, ia merasa
kehidupan yang ia jalani sekarang tak memiliki alur yang jelas dan tanpa
tujuan. Kehampaan menyertai langkahnya, ia merasa hidup ini hanya sekedar
menunggu apa yang akan terjadi, bukan untuk menciptakan dan menentukan sendiri apa
yang akan terjadi.
BAIT 3
Lelah
tetapku mencari
Hati
untukku membagi
Menemani
langkahku
Namun
tak berarti
Arti :
Ia
merasa lelah dalam pencariannya menemukan tempat untuk sekedar bercerita dan
berbagi canda tawa di setiap waktu yang ia miliki. Meski terus berusaha, ia
tetap tak berhasil menemukannya, usahanya tak berarti apa-apa.
BAIT 4
Dan
bila semua tercipta
Tanpa
harusku merasakan
Cinta
yang tersisa
Hampa
hidup terasa
Arti :
Isi
bait ini hampir sama dengan bait 2, yang membedakan adalah baris 2 dan 3. Ia
merasa hampa saat semua yang berlalu dalam kehidupannya bahkan tak menyisakan
satu cinta pun untuknya, meskipun itu adalah cinta yang tersisa.
BAIT 5
Bagai
bintang di surga
Dan
seluruh warna
Dan
kasih yang setia
Dan
cahaya nyata
Arti :
Inilah
puncaknya, ia merasa depresi dan frustasi dengan segala hal yang terus
membebani hidupnya. Ia memohon agar diberi jalan keluar dan mendapat sesuatu
yang lebih baik. Bintang sering kali disimbolkan sebagai pengharapan, bahkan ada
orang-orang yang senang memohon pada bintang jatuh. Kemudian, ‘pengharapan
(bintang)’ disandingkan dengan kata ‘surga’, yang merupakan pusat dimana segala
kebahagiaan terpancar dan konon berada di langit ketujuh, tempat yang begitu
tinggi. ‘Bintang di surga’ berarti ia berharap segala keinginannya dapat
menjadi kenyataan, meskipun keinginannya sangat tinggi yaitu keluar dari rasa
hampa yang menyelimuti, ia tetap ingin mencapainya karena ia sudah sangat muak
dengan hidup yang seperti itu.
BAIT 6
Oh
bintang di surga
Berikan
cerita
Dan kasih
yang setia
Dan
cahaya nyata
Arti :
Ia
kembali memohon, ia berharap mendapat sesuatu yang selama ini ada namun tak
tampak, yaitu kasih sayang, perhatian lebih tepatnya. Di bait-bait sebelumnya
ia berusaha mencari pegangan, tempat bercerita dan berbagi namun tak kunjung
didapat. Walau sebenarnya ada orang-orang di sekelilingnya, namun tak ada
tanggapan yang mereka berikan, mungkin karena efek angkuh pada bait 1. Karena
itulah ia meminta agar cahaya yanga ada menjadi nyata dan tampak, menerangi
jalan gelap yang tengah ia lalui.
Kesimpulan
:
“Bintang
di Surga” adalah permohonan besar dari seorang karakter tertutup/ introvert
yang kesepian. Berawal dari dirinya yang seringkali menarik diri dari
lingkungan sekitar membuatnya merasa bahwa hidupnya tak lagi memiliki arti dan
tujuan yang pasti. Dalam perjalanan hidupnya yang terus berlanjut, pencarian
‘arti’ itu tetap tak berujung, bahkan ia sampai merasa tak lagi dicintai dan
disayangi, ia merasa seorang diri. Hingga akhirnya ia hanya dapat memohon,
tersirat bahwa ia menyesali hal yang telah terjadi.
Lagu
ini berakhir tanpa ada penjelasan apakah permohonannya itu terwujud atau tidak,
dengan kata lain berakhir dengan ketidakpastian dari takdir hingga tak ada
jalan lain baginya untuk menunggu nasibnya berputar apa adanya.
Lagu
ini memberi makna bahwa sekedar permohonan dan doa itu tidak cukup, membutuhkan
usaha untuk mewujudkannya.
No comments:
Post a Comment