Seperti siklus tahunan, isu pengkhianatan G30S/PKI selalu ramai dibicarakan saat September. Terlebih, film tentang pengkhianatan tersebut kerap diputar ulang menjelang 30 September.
Istri Arifin C Noer, Jajang C Noer, yang merupakan aktris senior, menceritakan bagaimana suaminya mendapat kepercayaan sehingga membuat film tersebut.
"Jauh sebelum itu, ada dua pilihan sutradara. Namun Mas Arifin yang mendapatkan kepercayaan itu," kata Jajang di Gado-gado Boplo, Jalan Gereja Theresia Nomor 41, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/9/2017).
Menurut Jajang, membuat film 'Pengkhianatan G30S/PKI' tidaklah mudah. Apalagi film tersebut merupakan film sejarah dengan pertimbangan bangsa. Namun, kata Jajang, suaminya menyetujui pembuatan film tersebut atas cintanya kepada bangsa serta memberikan pelajaran sejarah bagi generasi berikutnya.
"Data-data yang dipakai adalah data-data saat itu. Kita riset untuk castingaktornya, itu pembuatan film sendiri hampir dua tahun. Sampai kami mengalami dua kali Lebaran. Kami lakukan pasti tidak sembrono. Mas Arifin tidak sembrono, dia selalu detail, jadi semua sedetail mungkin," cerita Jajang.
Jajang menyambut baik bila film 'Pengkhianatan G30S/PKI' dibuat ulang. Ia mengatakan, jika ada film baru, itu malah membuat dirinya terbebas dari tuduhan setiap tahun.
Jajang mengatakan timnya mengumpulkan data berdasarkan fakta yang tersaji saat itu. Lalu, suaminya menulis skenario.
"Mas Arifin menulis skenario, semua berdasarkan data yang semua kita tahu, sampai dicek lagi. Saya perlu tekankan kemudian, ada salah satu data, para jenderal itu disiksa, mata dicongkel, penis dipotong, seolah-olah jenderal disiksa, maka ada darah-darah," ungkapnya.
Namun, kata Jajang, suaminya tidak percaya bahwa PKI sekejam itu. Menurut Jajang, film G30S/PKI yang ada saat ini sudah diperhalus oleh Arifin.
"Tapi dia tidak percaya mata dicongkel, tapi dia tidak percaya, masak sih sesadis itu. Tapi kita buat agar supaya kita mengerti PKI tidak benar, supaya orang membenci PKI, jadi ini untuk generasi berikutnya," tuturnya.
"Saya menyambut baik Pak Presiden dengan versi lain, tapi musuh dari aspek yang lain, tetap ABCD-nya para jenderal diculik. Jadi orang tidak menyalahi film suami saya terus, tidak tahun ini saja isu ini, setiap tahun saya dituduh, Mas Arifin bohong, kalau ada film baru, saya terbebas dari itu, tinggallah film Mas Arifin sebagai karya seni," imbuhnya.
Jajang juga mengaku dirinya enggan terlibat dalam pembuatan film versi baru. Menurutnya, tidak mudah membuat film sejarah, apalagi yang penuh kontroversi.
"Khusus terhadap Mas Arifin ya saya, tapi mau terlibat dengan film yang baru nggak deh, film tidak gampang, apalagi film sejarah, apalagi film seperti ini. Untuk melengkapi informasi yang kita tahu, setiap teknis lebih yahud kamera baru, dubbing cepat," ucapnya.
(cim/tor)
Istri Arifin C Noer, Jajang C Noer, yang merupakan aktris senior, menceritakan bagaimana suaminya mendapat kepercayaan sehingga membuat film tersebut.
"Jauh sebelum itu, ada dua pilihan sutradara. Namun Mas Arifin yang mendapatkan kepercayaan itu," kata Jajang di Gado-gado Boplo, Jalan Gereja Theresia Nomor 41, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/9/2017).
Menurut Jajang, membuat film 'Pengkhianatan G30S/PKI' tidaklah mudah. Apalagi film tersebut merupakan film sejarah dengan pertimbangan bangsa. Namun, kata Jajang, suaminya menyetujui pembuatan film tersebut atas cintanya kepada bangsa serta memberikan pelajaran sejarah bagi generasi berikutnya.
"Data-data yang dipakai adalah data-data saat itu. Kita riset untuk castingaktornya, itu pembuatan film sendiri hampir dua tahun. Sampai kami mengalami dua kali Lebaran. Kami lakukan pasti tidak sembrono. Mas Arifin tidak sembrono, dia selalu detail, jadi semua sedetail mungkin," cerita Jajang.
Jajang menyambut baik bila film 'Pengkhianatan G30S/PKI' dibuat ulang. Ia mengatakan, jika ada film baru, itu malah membuat dirinya terbebas dari tuduhan setiap tahun.
Jajang mengatakan timnya mengumpulkan data berdasarkan fakta yang tersaji saat itu. Lalu, suaminya menulis skenario.
"Mas Arifin menulis skenario, semua berdasarkan data yang semua kita tahu, sampai dicek lagi. Saya perlu tekankan kemudian, ada salah satu data, para jenderal itu disiksa, mata dicongkel, penis dipotong, seolah-olah jenderal disiksa, maka ada darah-darah," ungkapnya.
Namun, kata Jajang, suaminya tidak percaya bahwa PKI sekejam itu. Menurut Jajang, film G30S/PKI yang ada saat ini sudah diperhalus oleh Arifin.
"Tapi dia tidak percaya mata dicongkel, tapi dia tidak percaya, masak sih sesadis itu. Tapi kita buat agar supaya kita mengerti PKI tidak benar, supaya orang membenci PKI, jadi ini untuk generasi berikutnya," tuturnya.
"Saya menyambut baik Pak Presiden dengan versi lain, tapi musuh dari aspek yang lain, tetap ABCD-nya para jenderal diculik. Jadi orang tidak menyalahi film suami saya terus, tidak tahun ini saja isu ini, setiap tahun saya dituduh, Mas Arifin bohong, kalau ada film baru, saya terbebas dari itu, tinggallah film Mas Arifin sebagai karya seni," imbuhnya.
Jajang juga mengaku dirinya enggan terlibat dalam pembuatan film versi baru. Menurutnya, tidak mudah membuat film sejarah, apalagi yang penuh kontroversi.
"Khusus terhadap Mas Arifin ya saya, tapi mau terlibat dengan film yang baru nggak deh, film tidak gampang, apalagi film sejarah, apalagi film seperti ini. Untuk melengkapi informasi yang kita tahu, setiap teknis lebih yahud kamera baru, dubbing cepat," ucapnya.
(cim/tor)
No comments:
Post a Comment